Sabtu, 04 April 2015

Syarat-Syarat Doa




Syarat-Syarat Doa

Oleh : Iwan Fajri


Do'a yang benar memiliki syarat-syarat yang harus terpenuhi; jika engkau menginginkan do'amu sampai ke langit.
Pertama: Allah ta'ala satu-satunya yang mampu mengijabah do'a.
Ini adalah syarat utama dalam berdo'a. orang yang berdo'a harus tahu bahwa Allah semata yang dapat mengijabah do'a. Jika ia telah memiliki keyakinan demikian, maka menghadaplah kepada Allah dengan hati yang jujur. Merendahkan diri…menghinakan diri.
Allah berfirman :
}أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ{
" Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan" . (Qs. AN-Naml : 62 ).
Kedua : Mentauhidkan Allah dalam berdo'a.
Ini adalah pondasi do'a; yaitu tidak berdo'a kecuali kepada Allah, menyertakan selain Allah dalam do'a adalah syirik ( menyekutukan Allah ).
Begitulah Nabi mengajari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma. Ini adalah kaidah penting. Mengesakan Allah dalam meminta kepada-Nya merupakan pelajaran bagi umat dan dihimpun dengan kaidah ini.
Rasulullah e berwasiat kepada Ibnu Abbas : " Wahai anak kecil, aku mau mengajarkan kepadamu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Allah menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapati-Nya di depanmu, jika engkau memint mintalah kepada Allah, jika meminta pertolongan minta tolonglah kepada Allah ". ([1])
Ketiga : Bertawassul kepada Allah dengan cara yang disyari'atkan.
Bertawassaul kepada Allah dengan tawassul yang syar'I termasuk do'a yang benar. Kita melihat banyak orang keliru dalam bertawassul pepada Allah; baik dengan cara yang bid'ah atau syirik.
Adapun tawassul yang syar'I ada 3 (tiga) jenis :
1)      Bertawassul dengan nama dan sifat Allah .
2)      Bertawassul dengan amal shalih.
3)      Bertawassul dengan do'a orang shalih .
Semua jenis tawassul ini berdasarkan dalil dari Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah e juga perbuatan para sahabat radhiyallahu'anhum.
Keempat : Berbaik sangka kepada Allah .
Seseorang berdo'a kepada Allah hendaknya berbaik sangka kepada Tuhannya, jangan berdo'a dengan perasaan ragu, karena Allah ta'ala bersama hamba-Nya jika ia berhusnuzhan kepada-Nya.
Dalam hadits Qudsi Allah  berfirman :
أنا عند حسن ظن عبدي بي وأنا معه حيث يذكرني
" Aku dalam persangkaan baik hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersama-Nya manakala ia berdzikir kepada-Ku ". ([2])
Karena itu Nabi menganjurkan agar kita berdo'a dengan prasangka baik kepada Allah .
Rasulullah bersabda :
ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة
" Berdo'alah kalian kepada Allah dengan keyakinan akan diijabah ". ([3])
Kelima : Jangan tergesa-gesa ingin dikabulkan.
Wajib bagi orang yang berdo'a untuk tidak tergesa-gesa ingin dikabulkan. Rasulullah e bersabda يُستجاب لأحدكم ما لم يعجل، فيقول: قد دعوت فلم يُستجب لي
" Do'a kalian akan diijabah selama tidak tergesa-gesa, (tergesa-gesa) itu dengan mengatakan : " saya telah berdo'a tapi belum dikabullkan ". ([4])
Ke Enam : Makan makanan yang baik dan halal.
Ini adalah syarat yang penting, sebagian manusia melupakannya ! mereka tidak tahu bahwa sebab ditolaknya do'a karena makanan yang tidak halal. Allah berfirman :
}إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ{
 "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (Qs. Al-Maidah : 27 ).
Sahal bin Abdullah rahimahullah merangkum syarat do'a ini dalam beberapa kalimat ringkas, padat dan berharga yang diharapkan bisa mewujudkan permohonan dan bisa memenuhi keinginan dengan syarat tersebut. Ia berkata : " Syarat do'a ada 7 ( tujuh ) : merendahkan diri, takut, berharap, kontinyu, khusyuk, menyeluruh, dan makanan yang halal ".
Dengan memperhatikan syarat-syarat do'a disertai kesungguhanmu dalam berdo'a dijamin do'amu benar. Jika do'a mu telah benar maka berpeluang besar untuk dikabulkan. Dan jika engkau tambahkan dengan adab-adab do'a dan bebas dari faktor penghalang do'a, maka do'amu akan membuka tirai dan keinginanmu tercapai dan kau pun dalam kenikmatan orang-orang yang diijabah do'anya.
Maka sungguh-sungguhlah mencari tahu syarat-syarat do'a yang mustajab, dan bertekadlah untuk mengamalkannya setelah mengetahuinya.



([1])HR. At-Tirmidzi dan Ahmad/ Shahih At-Tirmidzi (2516)
([2]) HR. Bukhari dan Muslim.
([3]) HR. At-Timidzi dan Hakim/ Shahih Al-Jami' ( 2459).
([4]) HR. Bukhari dan Muslim.

0 komentar :

Posting Komentar